Monday, September 26, 2016

apa sih mapala

mapala adalah singkatan dari mahasiswa pencinta alam, kenapa di sebut mahasiswa pencinta alam karena kita semua tahu bahwa mapala adalah sebuah organisasi pencinta alam tapi masih mengacu pada sebuah lembaga pendidikan,mapala sendiri mempunyai peranan tersendiri dalam sebuah lingkup pencinta alam karena biasanya mapala lebih sering melakukan aktivitas yang dapat menarik masyarakat agar dapat mencintai alam sebagai semestinya, tetapi tidak hanya mapala yang bertangung jawab melestarikan alam adapun organisasi lain yang sama berbau alam biasanya dikelompokan menurut tingkatan tertentu.

1.SISPALA (siswa pencinta alam) mungkin ini adalah tingkatan terendah dalam pencinta alam tapi kita tidak boleh berpikir bahwa ilmu yang dimiliki sispala sedikit karena kita itu belajar dari alam bukan dari lembaga pendidikan semata.

2. MAPALA (mahasiswa pencinta alam) biasanya diatas setingkat dari sispala karena biasanya ini adalah jenjang kenaikan dari anggota muda ke tahap yang lebih luas lagi.

3.KPA (komunitas pencinta alam) mungkin ini adalah organisasi non lembaga pendidikan karena KPA biasanya terdiri dari masyarakat umum.

4. WANADRI adalah pencinta alam tingkat atas karena organisasi ini adalah organisai tertua dalam PA.

tapi apapun wadah organisasinya kita harus tetap menjaga alam kita agar tetap menjadi surga meskipun di negeri sendiri. dan jangan pernah kita membedakan apa organisasi yang kita ikuti, tapi kita harus menjurus ke satu tujuan yaitu apa yang kita bisa berikan untuk alam yang telah memberikan kita banyak kenikmatan.
tetaplah semagat semoga kita bisa melestarikan alam kita.

Pencinta alam jelaslah beda dengan penikmat alam, walau kenyataannya mungkin adalah dari hobinya yang sama-sama menggeluti kegiatan alam bebas. Yang sangat membedakan adalah sikap dari kesehariannya. hem...tentu ini bisa kita lihat langsung dari hal-hal kecil. Sama-sama suka mendaki gunung, memanjat tebing, menelusuri gua, mengarungi sungai berjeram, atau pun menyelami lautan. Pencinta alam adalah orang yang hidup berdampingan dengan alam dan saling menjaga satu sama lainya. Sedangkan penikmat alam tidak ditemukan adanya timbal balik dari kasih sayang tersebut.

Misalnya saja anda jalan-jalan ke gunung (dibaca mendaki gunung) menemukan coretan di batu (mau mebuat kenangan kalo pernah ke tempat tersebut kali ya, atau pengen eksis), trus saat anda berada di salah satu selter atau katakanlah pos pendakian. Anda menemukan beberapa bungkus mie instan, kaleng sarden yang sudah kosong, botol aqua kosong, dan...apapun itu yang jelas ditinggalkan manusia disana. Jelaslah anda dapat menyimpulkan masing-masing apakah dia (oknum yang mencoret batu atau meninggalkan sampah) adalah pencinta alam atau kah penikmat alam. Seseorang yang menyebut dirinya sebagai pencinta alam tentulah tidak akan melakukan seperti hal yang telah disebutkan sebelumnya. Dia akan mengenali dan memahami tiga macam kata. Yaitu tidak membunuh apa pun kecuali waktu, tidak mengambil apa pun kecuali foto, dan tidak meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki. 

Pencinta alam mudah beradaptasi dengan alam tanpa merusak keseimbangan ekosistem yang sudah ada. Ketika disebut mapala tentunya ada sikap intelektual dalam diri pencinta alam. Sebagai mahasiswa yang mencintai alam, tentu akan dia pelajari adanya kekayaan alam. Dia mencintai kebebasan, bukan berarti dia bebas atau seenaknya berkegiatan di alam liar. Seorang mapala tentunya tau standart operasional prosedure ketika hendak berkegiatan. Kenyamanan bukan jaminan menuju keselamatan. Seorang mapala harus tau bagaimana berkegiatan secara aman. Kalo aman pasti nyaman, tapi nyaman belum tentu aman.

Okey...paling nggak udah ngerti dan paham terlebih dahulu apa dan siapa itu pencinta alam. Kita kembali ke topik awal dimana ada perbedaan gender yang saya simpulkan dari ngobrol bersama temen-temen kampus yang tidak ikut ke organisasi pencinta alam. Banyak orang yang menyayangkan kenapa saya masuk ke organisasi pencinta alam. Kenapa saya senang menggeluti kegiatan ektrem.. Bahkan ibu saya pun bertanya keheranan kepada saya. Apa yang kau dapatkan ketika naik gunung? mengapa engkau suka masuk ke goa yang jelas-jelas bau dan gak jelas (kata ibu saya). Pertanyaan demi pertanyaan itu mampu membuat saya malah tambah mencintai dunia petualang. Bukankah jelas bahwa dampak dari berkegiatan alam bebas itu terlebih bagi cewek adalah suatu yang tidak diinginkan. Kulit hitam terbakar, pergaulan yang gak jelas, kumel, dan lain-lain adalah asumsi teman-teman saya akan dampak dari kegiatan ini.


3 comments:

Know us

Our Team

Video of the Day

Contact us

Name

Email *

Message *